Inagurasi mungkin menjadi istilah baru yang paling sering terdengar di tahun pertama perkuliahan. Istilah yang mungkin sangat "mengesankan" bagi mahasiswa baru. Banyak sebutan yang biasa dipakai untuk kegiatan ini. Disebut juga Ospek, study tour (darmawisata), RATASI (ramah tamah dan rekreasi), kuliah lapangan, malam ramah tamah, malam keakraban, malam perkenalan, dan bla-bla. Inagurasi atau Ospek berbeda dengan PAMB (Pembekalan Awal Mahasiswa Baru).
PAMB merupakan acara resmi dalam penyambutan mahasiswa-mahasiswa baru tingkat universitas atau perguruan tinggi, sedangkan inagurasi merupakan pengenalan senioran dan lingkungan jurusannya kepada junior. Biasanya diadakan sebulan setelah perkuliahan aktif. Namanya juga sudah malam keakraban, yah ini sebagai momentum bagi senior dengan sesama junior saling mengakrabkan diri mengingat mereka sudah satu kelurga atas nama jurusan.
Momen
ini sepertinya sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun. Alumni juga
tidak ketinggalan di sini, biasanya mereka juga diundang. Inagurasi
tidak sebatas perkenalan antar senior dengan junior saja, tetapi juga
lingkungan kampus, dosen-dosen, dan jurusan mereka. Event untuk
membangun solidaritas antar mahasiswa juga sebagai pelatihan mental
melalui pendekatan alam. Event seperti ini sangat dinanti-nanti semua
senioran di kampus-kampus, dan persiapannya pun dijauh-jauh hari bahkan
sebelum daftar para calon-calon mahasiswa baru itu diumumkan.
Rekan-rekan mungkin kebingungan, jika di kampus belum mengadakan inagurasi. Bagaimana ini? Benarkah begitu? Haruskah aku ikut? Wajib gak ini? Pentingkah buatku? Sejuta pertanyaan akan muncul. Wah, Inagurasi itu gimana sih ?
Inagurasi adalah semacam kegiatan pengenalan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru. Konsepnya pun berbeda disetiap jurusan di setiap kampusnya. Tempatnya ada yang di lingkungan kampus maupun di luar kampus seperti terjun kealam tergantung konsepnya bagaimana. Kegiatan seperti ini memang (sepenuhnya) tanggung jawab jurusan, semenjak adanya otonomi jurusan yang diberlakukan oleh universitas. Jurusanlah yang mengonsep dan menjadwalkan kegiatan ini, senioran hanya sebagai pelaksana. Ichsan Syuhada Matondang, Alumni pendidikan sejarah 2004 dan SEMA FIS Unimed 2006-2008, panitia Inagurasi tahun 2006-2007 ini mengatakan inagurasi itu perkenalan dasar mahasiswa baru kelingkungan kampus. Semacam adaptasi dari dunia sekolah ke dunia kampus. Kegiatannya bukan hanya sekadar perkenalan senioran dan junior, ramah-tamah dan games, tetapi juga beberapa materi, seperti Pendidikan Karakter. Mahasiswa baru itu harus diperkenalkan dengan dunia kampus yang kompetitif. Dunia kampus bukan seperti dunia sekolah. Dunia kampus itu keras, mereka dituntut harus mandiri tetapi berjiwa sosial tinggi bahwa mereka telah masuk kedalam keluarga besar jurusannya masing-masing. Secara otomatis mereka harus mengenal apa dan bagaimana jurusannya, siapa saja mereka maksudnya senior, alumni, dosen, ketua jurusan, dekan, pembantu dekan, badan eksekutif, dan lain sebagainya ,ungkap ichsan.
Melalui kegiatan inagurasi inilah kedekatan emosianal dan kekeluargaan itu dibangun. It’s so simple.
Nah, bagaimana pandangan mengenai masyarakat tentang hal ini khususnya bagi orangtua? Asumsi masyarakat inagurasi adalah ajang perpeloncoan, penindasan, intimidasi, dan kekerasaan. Banyak peristiwa belakangan ini yang menjadi permasalahan antar pihak birokrasi dengan masyarkat. Itu di karenakan adanya beberapa kasus yang memakan korban sampai meninggal, peserta yang sakit setelah tidak tidur selama 2 malam mengikuti acara, dan kasus pelecehan terhadap peserta wanita yang di halalkan oknum panitia atas nama inagurasi. Kebanyakan konsep yang di gunakan bukanlah konsep yang intelektual yang seharusnya menjadi ciri kegiatan mahasiswa, tapi kebanyakan memakai konsep yang tidak manusiawi dengan mengatas-namakan pembentukan karakter!! Konsep yang seperti inilah yang menimbulkan dendam para junior.
Kasus-kasus yang memakan korban, seakan menjadi pencitraan dari proses inagurasi itu. Berdasarkan itu juga sehingga kegiatan ospek dilarang. Mengapa hal itu bisa terjadi? Dari berbagai sumber, kegiatan ini dianggap sebagai ajang balas dendam senioran yang dulu juga menjadi korban para seniornya. Di sinilah tugas utama jurusan khususnya senior pelaksana sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kegiatan tersebut. Inagurasi itu tidak salah, hanya saja ada beberapa oknum yang dengan sengaja menyalahgunakan praktek dari Inagurasi itu.
Kepanitian harus jeli melihat oknum-oknum yang tidak sepaham dengan tujuan Innagurasi yang sebenarnya itu. Namun kenyataannya tidak yang seperti diharapkan, bukannya memikirkan solusinya, pihak Perguruan Tinggi melalui Departemen Pendidikan malah “mengharamkan” inagurasi. Walaupun demikian masih banyak praktik-praktik inagurasi dilaksanakan setiap tahunnya. Ada yang atas persetujuan jurusan dan ada yang “ilegal”.
Baik buruknya kegiatan tersebut semua tergantung bagaimana para senior melaksanakan konsep mereka dengan baik dan intelektual, sehingga opini masyarakat, khususnya orangtua tidak menjadi negatif. Praktiknya mungkin telah disalahartikan oleh pihak-pihak tertentu. Agar tidak terjadi konflik antar senior dengan junior dan dengan masyarakat, selaku panitia atau senior pelaksana seharusnya selalu terbuka terhadap konsep acaranya. Sehingga tidak terjadi kekeliruan persepsi. Dengan begitu tidak ada lagi kesalah-pahaman antara orangtua mahasiswa baru dengan para senior panitia. Hal ini untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan dan meminimalis ketakutan orangtua terhadap anak-anak mereka. Tapi pada praktiknya masih banyak panitia yang menutupi konsep dan detil acaranya tanpa memberi tahu alasan kenapa di tutup-tutupi. Bisa saja panitia takut bahwa konsep mereka tidak akan di terima orang tua dan melarang anaknya ikut inagurasi. Bahkan ada beberapa kasus di beberapa kampus dimana panitia memaksa junior untuk ikut acara tersebut, paling nggak, wajib bayar walau tak ikut. Ini sudah seperti berbisnis. Memang tidak semua kampus memaksa keikutsertaan juniornya, seperti di kampus D3 fakultas ekonomi salah satu perguruan tinggi negeri di medan. "Pada kondisi seperti ini, tanggung jawab seluruh kegiatan memang pada panitia, tapi apa yang harus ditakuti toh konsep kegiatannya sudah jelas dan tidak ada komplain dari peserta inagurasi", ungkap salah satu mantan panitia.
pentas seni di acara inagurasi kedokteran hewan universitas brawijaya |
Di sini kita semua berharap, para senior ke mahasiswaan agar lebih bijak dalam menentukan konsep inagurasi, dan berpegang teguh pada konsep itu, jangan di selewengkan oleh oknum senior yang berniat balas dendam. Tidak melulu harus dengan konsep luar ruangan yang menyiksa secara fisik dan mental , yang kental dengan konsep balas dendam, tetapi perlu juga di pikirkan konsep yang lebih intelektual dan "mencerdaskan", lebih aman dan pastinya bertanggung jawab, semisal pembuatan acara pentas seni, drama musik, theater dll yang lebih menunjang kreativitas mahasiswa. Mahasiswa itu adalah golongan intelektual, jadi, mari berpikir intelektual, jauhkan tindakan picik dan "sok senior". Jadilah pemikir berjuang, yang berpikir untuk kebaikan, yang berjuang secara intelektual, cerdas, elegan, bermoral dan berpegang teguh pada nilai ajaran agama. Tingkatkan kebersamaan melalui inagurasi, jangan timbulkan rasa dendam pada tiap generasi.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk semuanya...Salam Damai
sumber:medanbisnisdaily.com,youtube,dll